Indonesia kembali kehilangan senimannya, Hari Senin, 31 Maret 2014 telah berpulang ke Sang Pencipta, Asep Sunandar Sunarya atau yang lebih akrab dikenal Abah Asep karena serangan jantung, sekitar pukul 14.00 WIB. sebelumnya Abah Asep sedang menerima tamu, namun Abah pingsan tak sadarkan diri langsung di bawa ke salah satu rumah sakit di kabupaten Bandung, tapi apa mau dikata Abah Asep meninggal dunia dalam perjalanan.
Sekretaris atau asisten Abah Asep, Djadjang menuturkan bahwa ia bertemu abah beberapa jam sebelum ajal menjemput, siangnya ia mendapatkan kabar duka tersebut.
Abah Asep semasa hidupnya dikenal sebagai orang Humoris dan bijaksana hal ini dituturkan oleh Dadan Sunandar Sunarya, anak ke-2 dari Abah Asep. Namun, Masyarakat Jawa Barat mengenal beliau seorang yang Agamis dan Humoris, hal ini dapat di buktikan saat pagelaran Wayang Golek yang di bawakannya pasti di sampaikan ilmu Agama.
Dalam hal pagelaran Wayang Golek, Abah Asep mempunyai ciri khas tersendiri. Kesan yang dibawakan beliau selalu teringat oleh penontonnya terbukti di Saat beliau Magelar banyak yang memonton Pagelaran beliau, bukan hanya itu para pedagang memanfaatkan hal ini. Di tuturkan seorang pedagang Wayang Golek yang berjualan saat Abah Asep Magelar penghasilan sebulan cukup untuk membeli sepetak sawah.
Mungkin, hanya Abah Asep seorang dalang yang humoris dan sangat Agamis, ayat-ayat Al-Qur’an selalu di bedah. Semasa hidupnya, si Cepot (Abah Asep) ingin setiap dalang harus masuk Pasantren terlebih dahulu sebelum menjadi dalang agar saat mendalang selalu membahas masalah dengan ilmu Agama, selain masuk Pasantren Abah Asep juga ingin dalang itu minimal lulusan Sarjana agar dalang tidak di anggap remeh.
Asep Sunandar Sunarya yang lahir 3 September 1955 di Desa Giri harja Jelekong Baleendah Kabupaten Bandung merupakan putra dari dalang terkenal yaitu Alm Sunarya. Sejak SMP tepatnya ia belajar mendalang, Abah Asep belajar pada dalang kondang dari Karawang. Abah mulai mendalang pada umur 14 tahun.
Abah Asep tidak seperti dalang yang lain, Abah mendatangi sekolah-sekolah, kota dan instansi pemerintahan untuk mengenalkan wayang golek. Dulu abah Asep pernah mendalang di Salah satu Televisi Nasional sampai 50 lebih episode.
Kiprahnya sebagai dalang membuat Asep Sunadar Sunarya berkeliling dunia untuk mengenalkan wayang, di Prancis Abah Asep mendapat gelar Dosen dan gelar lainya dari Universitas ternama di sana, selain Prancis juga Inggris, Belanda, dll. Karena definisi wayang adalah boneka, maka yang datang adalah anak-anak, berbeda di Indonesia yang mendatangi Pagelaran sebagian besar adalah orangtua. Bukan hanya itu, di sana pagelaran hanya 1,5 jam saja, tutur Abah Asep semasa hidupnya.
Abah Asep terakhir magelar di Karawang. Sakit Jantung yang dideritanya beberapa tahun ini membuat Abah Asep harus mengurangi jadwal magelarnya, dalam sebulan Abah Asep megelar 4 sampai 5 kali di berbagai Kota. Dijadwalkan Abah Asep pada bulan April tahun ini akan di operasi jantungnya di Singapura, namun maut menjemput terlebih dahulu.
Kini, Abah Asep tinggal kenangan, Si Cepot ciptaan beliau menjadi ciri khas dalam pagelaran wayang golek. Dulu, dalang jarang menampilkan para punakawan Keluarga Semar, tapi Abah Asep membawakan tokoh Cepot di setiap pagelarannya.
Ya wis kena dihin pinasti mapak baya kenalara,...................
Tag :
Warta Sunda
0 Komentar untuk "Asep Sunandar Sunarya sang Dalang Cepot Wafat"